Perkembangan TIK

on Monday, November 24, 2008


Bila dilacak ke belakang, terdapat beberapa tonggak
perkembangan teknologi yang secara nyata memberi
sumbangan terhadap eksistensi TIK saat ini. Pertama adalah
temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875.
Temuan ini kemudian ditindaklanjuti dengan penggelaran
jaringan komunikasi dengan kabel yang melilit seluruh daratan
Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel
komunikasi trans-atlantik. Inilah infrastruktur masif pertama
yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki
abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terealisasi
transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang
pertama (Lallana, 2003:5). Komunikasi suara tanpa kabel
segera berkembang pesat, dan kemudian bahkan diikuti pula
oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran
televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama
beroperasi pada tahun 1943, yang kemudian diikuti oleh
tahapan miniaturisai komponen elektronik melalui penemuan
transistor pada tahun 1947, dan rangkaian terpadu (integrated
electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi
elektronika, yang merupakan soko guru TIK saat ini,
mendapatkan momen emasnya pada era perang dingin.
Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok
Timur (eks Uni Sovyet) justru memacu perkembangan teknologi
elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk
pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin
perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan
rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor.
Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras
komputer, dan terus berevolusi sampai saat ini.
Di lain pihak, perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat
mulai diimplementasi-kannya teknologi digital menggantikan
teknologi analog yang mulai menampakkan batas-batas
maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat
telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat
komputer yang dari awal merupakan perangkat yang
mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah
yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas
infrastruktur telekomunikasi dan komputasi inilah kandungan isi
(content) berupa multimedia, mendapatkan tempat yang tepat
untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi-komputasimultimedia
inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana
abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri
menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia
maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasikomputasi-
multimedia terjadi melalui implementasi teknologi
digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau
setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics)
untuk maksud yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita
kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics
sebagai telecommunication+informatics (telekomunikasi +
informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science
of data transmission. Pengolahan informasi dan
pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka
banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang
kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Ide untuk
menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses
yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan,
sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi,
kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala
waktu dan tempat, juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan
dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e,
mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, elibrary
dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang
secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.

0 comments: